Friday, January 14, 2005

Simple Thing from My Friend

Saya belajar hal baru dari seorang teman. Hal sederhana yang sebelumnya tidak pernah saya perhatikan. Dari seorang teman, saya belajar empat hal. Pertama, saya belajar bahwa waktu itu berharga. Selama ini, saya sering menyia-nyiakan waktu saya. Teman saya mengajarkan bahwa kita harus menggunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dan melakukan sesuatu yang berguna untuk diri kita. Teman saya hidup seorang diri, tetapi ia dapat mengatur hidupnya. Ia dapat mengatur waktu untuk bekerja dan istirahat atau bersenang-senang. Pada saat saya menginap di rumahnya, saya tetap harus mengerjakan tugas-tugas saya walaupun itu hari libur saya. Teman saya benar-benar “straight” soal waktu. Saya harus bekerja pada waktu kerja dan saya dapat bersenang-senang sesudah waktu kerja berakhir. “Apa kita sudah menggunakan waktu kita dengan baik? Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa waktu kita singkat. Apa kita sudah melakukan yang terbaik dengan waktu yang diberikan Tuhan?”
Saya juga belajar tentang kesehatan dan bagaimana menjaga tubuh. Kita seringkali tidak mempedulikan apa yang kita makan. Saya tidak pernah memperhatikan makanan yang saya makan. Saya menyukai berbagai macam makanan. Saya juga suka makanan yang pedas, gorengan, dan berlemak. Teman saya mengajarkan bahwa makanan sehat adalah penting untuk menjaga kesehatan. Teman saya sangat teliti mengenai makanannya (minyak yang dipakai, bumbu masakan, lombok). Kita juga jarang berpikir bahwa mengeluarkan keringat dari aktivitas (olah raga) adalah hal yang penting. Bagi saya sendiri, berkeringat adalah hal yang tidak menyenangkan, sehingga saya lebih memilih renang daripada olah raga lain. Teman saya mengajarkan pentingnya olah raga. Ia rela mengeluarkan uang lebih banyak hanya untuk membeli alat olah raga sehingga ia dapat melakukan aktivitas di dalam rumah. Kita mungkin tidak merasakan akibat dari apa yang kita lakukan untuk tubuh kita sekarang, tapi kita akan merasakan akibatnya kelak. Apa kita sudah memperhatikan tubuh kita (yang kita tahu sebagai bait Tuhan)? Jangan mengeluh bila kita terkena suatu penyakit, itu karena kita tidak merawat tubuh kita dengan baik.
Saya juga belajar tentang bagaimana memperlakukan orang yang bekerja pada kita. Saya tidak pernah mempunyai pembantu di rumah. Saya sudah biasa melakukan segala sesuatu sendiri (membersihkan rumah, mencuci baju, dll). Teman saya mempunyai seorang pembantu yang datang dari pagi sampai sore. Teman saya mengajarkan bahwa kita harus tetap bersikap baik dan sopan pada seorang pembantu. Teman saya akan memberi petunjuk yang jelas bila ia menginginkan sesuatu. Sepintas, kita akan melihat bahwa dia sangat cerewet, tapi hal ini adalah hal yang baik. Seringkali kita marah bila pembantu tidak melakukan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi apa kita pernah mengoreksi diri kita, apa kita sudah memberi petunjuk yang jelas mengenai pekerjaan yang harus dilakukan oleh pembantu kita (terutama hal yang baru pertama kali dilakukan). Pikirkan juga, apa kita sudah memberi yang sebanding dengan apa yang kita minta dari pembantu kita.
Hal terakhir yang saya pelajari dari teman saya, berkaitan dengan visi kita “Don’t Stop Learning”. Hal ini yang paling saya banggakan dari teman saya. Ia banyak membaca buku dan mempunyai pengetahuan yang luas. Saya juga orang yang senang membaca, tetapi saya kurang serius dan jarang mengambil intisari dari apa yang saya buku yang saya baca. Saya hanya membaca hal-hal yang menarik dan berkaitan dengan apa yang saya pelajari, tetapi teman saya belajar mengenai banyak hal (kesehatan, psikologi, filsafat, budaya, dll). Teman saya juga mau belajar hal-hal baru. Ia akan menanyakan sejelas-jelasnya hal yang tidak ia mengerti. Jadi kita bisa belajar banyak hal, tidak hanya dari membaca tapi juga dari apa yang kita lihat, hal-hal baru yang kita temui, dll. I hope our discussion forum will continue until the end of semester, and also for next year.

Monday, January 10, 2005

Belajar Tentang Penyertaan Tuhan

Saudara yang dikasihi Tuhan,

Minggu lalu saya belajar tentang apa arti sesungguhnya penyertaan Tuhan terutama di tahun baru ini. Biasanya selama pergantian tahun, kita melakukan perenungan tentang hal-hal apa yang Tuhan sudah lakukan selama tahun lalu dan menaruh pengaharapan di tahun yang akan datang. Biasanya saya mengucap syukur atas penyertaan Tuhan sepanjang tahun lalu. Ketika saya renungkan, bila saat ini saya adalah penduduk NAD yang kehilangan rumah, anak, istri, shabat, saudara yang saya kasihi, masihkah saya sanggup untuk mengucap syukur terhadap penyertaan Tuhan? Akan banyak pertanyaan mengapa yang tidak akan mampu saya jawab. Saya mendapat berkat dari keluaran 15: 22-27, dimana dikisahkan di mara dan Elim bangsa Israel bersunggut? karena tidak mendapat air selama 3 hari dan mendapat air setelah itu tetapi airnya berasa pahit. Mungkin jika saya di dalam kumpulan bangsa Israel tersebut, saya akan bersungut2 pula. Bukankah Allah yg menyuruh utk pergi meninggalkan mesir? belum beberapa lama berjalan, ee sudah dikejar2 oleh tentara Firaun dg tentara bersenjata lengkap yang siap untuk mengadakan "ethnic cleansing" atau "genoside". Nah Sekarang di padang gurun Syur juga harus menahan dahaga selam 3 hari. belum hilang dahaga 3 hari, Allah seolah-olah 'mengabaikan' dengan menyediakan mata air pahit yang tidak bisa diminum. Tetapi sungguh menarik, Saat itu, selama bgs Israel berjalan, tuntunan Tuhan selalu hadir dengan sangat nyata, bahkan bisa dilihat, dirasakan, dipegang atau diketahui secara obyektif, yaitu dengan adanya tiang api dan tiang awan. Saat suka dan duka bangsa Israel,tiang api dan tiang awan tetap bersama mereka. Jadi pelajarannya adalah :

1. Penyertaan Tuhan tidak berarti kita terbebas dari masalah. Sekalipun banyak pertanyaan "mengapa" yang tidak bisa kita jawab, namun yakinlah bahwa "tiang awan dan tiang api" Tuhan tidak pernah akan beranjak dari jalan hidup kita.

2. Penyertaan Tuhan berarti "Tuhan masih membuka diriNya untuk berfirman kepada manusia" kel. 15:26. Seharusnya kita harus punya sikap hati seperti Kristus, yang tidak pernah takut terhadap nyerinya paku salib tetapi Dia paling takut terhadap hilangnya hadirat Tuhan dalam hidupNya. Karena itu Dia berkata, "Eli, Eli Lama Sabaktani". Apa gunanya kita memiliki seluruh dunia tanpa memiliki Kristus. Namun bila kita memiliki Kristus, kita memiliki seluruh dunia, karena Dialah yang empunya segala sesuatu.

3. Penyertaan Tuhan berarti tuntunan Allah yang tidak pernah 'salah jalan' selalu membawa kita kepada masa depan yang penuh dengan pengharapan. Kel 15:27 " Sesudah itu sampailah mereka di Elim; disana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu..."

Kiranya menjadi berkat


Dalam KasihNya,

Budhi S

Sunday, January 09, 2005

New Year, New Hope!

Here we go! welcome to 2005 only by God's grace..

Rasanya baru kemaren kita masuki tahun 2004 dan melalui segala peristiwa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Dan sekarang ditahun yang baru ini biarlah kita terus berpegang dan berharap pada Tuhan yang setia pada setiap anak-Nya. Banyak perkara boleh terjadi, namun Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi umat yang dicintai-Nya.

Biarlah di awal yang baru ini, kita terus percaya rencana Tuhan yang indah buat masing - masing kita dan biarlah Dia terus menyertai kita dalam melakukan rencana-Nya yang besar dalam setiap hidup kita.

Tuhan memberkati kita semua,

-klikdharma-