Saturday, November 22, 2008

Remember Laskar Pelangi

Akhirnya setelah sekian lama, kami punya kesempatan untuk nonton film yang fenomenal, diangkat dari sebuah novel 'best-seller' karangan Andrea Hirata, "Laskar Pelangi". Bersama kurang lebih 40 orang guru keluarga besar Cita Hati nonton bareng di Plasa Surabaya Studio 1 Jumat, 21 November 2008.

Film yang sangat inspiratif tidak hanya bagi seorang guru namun bagi kita semua yang merindukan ketulusan dan sebuah esensi dunia pendidikan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan, Laskar Pelangi, bersama dengan Ibu Muslimah dan Pak Harfan membuka mata hati kita untuk melihat kembali arti penting sebuah pendidikan. Bukan gaji yang melimpah, fasilitas yang mewah dan kurikulum yang berkulitas Internasional akan tetapi ketulusan seorang guru yang terpanggil untuk mendidik murid-muridnya dengan hati mereka dengan tanpa pamrih dan tuntutan untuk kepentingan diri sendiri.

Mengutip dari novelnya, Andrea menyebutkan: "Bagi kami Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya. Merekalah mentor, penjaga, sahabat, pengajar, dan guru spiritual." (page 30). Film ini menyentuh hati saya dan seperti siraman air yang segar ditengah kekeringan kemarau dunia pendidikan Indonesia yang dipenuhi dengan legalitas dan standarisasi yang absurd.

Beberapa guru terlihat mengusap air mata yang masih tersisa ketika lampu bioskop dinyalakan. Saya berdoa, biarlah melalui film ini kami belajar untuk kembali menggunakan hati ketika kami kembali ke kelas dan mendidik anak-anak bangsa di sekolah Cita Hati. Remember 'Laskar Pelangi' guys! Love you All!