Monday, January 10, 2005

Belajar Tentang Penyertaan Tuhan

Saudara yang dikasihi Tuhan,

Minggu lalu saya belajar tentang apa arti sesungguhnya penyertaan Tuhan terutama di tahun baru ini. Biasanya selama pergantian tahun, kita melakukan perenungan tentang hal-hal apa yang Tuhan sudah lakukan selama tahun lalu dan menaruh pengaharapan di tahun yang akan datang. Biasanya saya mengucap syukur atas penyertaan Tuhan sepanjang tahun lalu. Ketika saya renungkan, bila saat ini saya adalah penduduk NAD yang kehilangan rumah, anak, istri, shabat, saudara yang saya kasihi, masihkah saya sanggup untuk mengucap syukur terhadap penyertaan Tuhan? Akan banyak pertanyaan mengapa yang tidak akan mampu saya jawab. Saya mendapat berkat dari keluaran 15: 22-27, dimana dikisahkan di mara dan Elim bangsa Israel bersunggut? karena tidak mendapat air selama 3 hari dan mendapat air setelah itu tetapi airnya berasa pahit. Mungkin jika saya di dalam kumpulan bangsa Israel tersebut, saya akan bersungut2 pula. Bukankah Allah yg menyuruh utk pergi meninggalkan mesir? belum beberapa lama berjalan, ee sudah dikejar2 oleh tentara Firaun dg tentara bersenjata lengkap yang siap untuk mengadakan "ethnic cleansing" atau "genoside". Nah Sekarang di padang gurun Syur juga harus menahan dahaga selam 3 hari. belum hilang dahaga 3 hari, Allah seolah-olah 'mengabaikan' dengan menyediakan mata air pahit yang tidak bisa diminum. Tetapi sungguh menarik, Saat itu, selama bgs Israel berjalan, tuntunan Tuhan selalu hadir dengan sangat nyata, bahkan bisa dilihat, dirasakan, dipegang atau diketahui secara obyektif, yaitu dengan adanya tiang api dan tiang awan. Saat suka dan duka bangsa Israel,tiang api dan tiang awan tetap bersama mereka. Jadi pelajarannya adalah :

1. Penyertaan Tuhan tidak berarti kita terbebas dari masalah. Sekalipun banyak pertanyaan "mengapa" yang tidak bisa kita jawab, namun yakinlah bahwa "tiang awan dan tiang api" Tuhan tidak pernah akan beranjak dari jalan hidup kita.

2. Penyertaan Tuhan berarti "Tuhan masih membuka diriNya untuk berfirman kepada manusia" kel. 15:26. Seharusnya kita harus punya sikap hati seperti Kristus, yang tidak pernah takut terhadap nyerinya paku salib tetapi Dia paling takut terhadap hilangnya hadirat Tuhan dalam hidupNya. Karena itu Dia berkata, "Eli, Eli Lama Sabaktani". Apa gunanya kita memiliki seluruh dunia tanpa memiliki Kristus. Namun bila kita memiliki Kristus, kita memiliki seluruh dunia, karena Dialah yang empunya segala sesuatu.

3. Penyertaan Tuhan berarti tuntunan Allah yang tidak pernah 'salah jalan' selalu membawa kita kepada masa depan yang penuh dengan pengharapan. Kel 15:27 " Sesudah itu sampailah mereka di Elim; disana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu..."

Kiranya menjadi berkat


Dalam KasihNya,

Budhi S

1 comment:

Erlangga P. Dharma said...

Wah dok, saya dapat berkat dari tulisan ini. selama ini saya pernah ada dalam masa - masa dimana saya mulai mempertanyakan penyertaan Tuhan padahal sesungguhnya Dia yang setia sesuai janjiNya tidak pernah meninggalkan kita.

Namun seringkali pikiran kita terlalu 'sempit' untuk mengerti rencana-Nya yang begitu indah dalam hidup kita dan lebih mudah buat kita untuk bersungut-sungut. Saya diingatkan pula firman Tuhan dalam Pengkhotbah 3:11
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir".

Tuhan memberkati kita semua. Thanks! ;)